إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ (١٢)
12. [1]Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka[2], mereka memperoleh ampunan[3] dan pahala yang besar[4].
Ayat 13-15: Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang menciptakan semua makhluk, Dia mengetahui yang tersembunyi dan yang tampak, dan nikmat yang diberikan Allah kepada manusia.
Terjemah Surat Al Mulk ayat 13-15
13. [5]Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah[6]. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati[7].
14. [8]Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan)?[9] Dan Dia Mahahalus[10] lagi Maha Mengetahui.
15. Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi[11], maka jelajahilah di segala penjurunya[12] dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan[13].
Ayat 16-23: Bukti-bukti di alam semesta yang menunjukkan kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan perumpamaan orang musyrik dan orang mukmin.
أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الأرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ (١٦) أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ (١٧) وَلَقَدْ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ (١٨) أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلا الرَّحْمَنُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ (١٩) أَمْ مَنْ هَذَا الَّذِي هُوَ جُنْدٌ لَكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ إِنِ الْكَافِرُونَ إِلا فِي غُرُورٍ (٢٠) أَمْ مَنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ بَلْ لَجُّوا فِي عُتُوٍّ وَنُفُورٍ (٢١)أَفَمَنْ يَمْشِي مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمْ مَنْ يَمْشِي سَوِيًّا عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٢٢) قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَ (٢٣)
Terjemah Surat Al Mulk ayat 16-23
16. [14]Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit[15] tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?
17. Atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun kelak kamu akan mengetahui[16] bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku[17].
18. Dan sungguh, orang-orang yang sebelum mereka pun telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka betapa hebatnya kemurkaan-Ku!
19. [18]Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih[19]. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu[20].
20. [21]Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat membelamu selain (Allah) Yang Maha Pengasih?[22] Orang-orang kafir itu hanyalah dalam (keadaan) tertipu[23].
21. Atau siapakah yang dapat memberi kamu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya?[24] Bahkan mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran).
22. Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup[25] yang lebih terpimpin (dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus[26]?
23. [27]Katakanlah, "Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu[28].” (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.
[1] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan keadaan orang-orang yang sengsara, maka Dia menyebutkan keadaan orang-orang yang berbahagia.
[2] Sehingga dalam keadaan tersembunyi, mereka tetap menaati Allah, dan sudah barang tentu dalam keadaan terang-terangan mereka lebih menaati lagi. Dengan demikian, mereka taat kepada Allah dalam semua keadaan.
[3] Terhadap dosa-dosa mereka. Apabila Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah mengampuni dosa-dosa mereka, Dia menjaga mereka dari keburukannya serta menjaga mereka dari azab neraka.
[4] Yaitu semua yang Allah siapkan untuk mereka di surga berupa kenikmatan yang kekal, kesenangan yang terus-menerus, istana dan tempat-tempat tinggi, bidadari yang cantik dan para pelayan mereka. Dan yang paling besarnya adalah keridhaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala untuk mereka.
[5] Ayat ini merupakan berita dari Allah tentang luasnya ilmu-Nya dan meratanya kelembutan-Nya.
[6] Semuanya sama bagi-Nya, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya.
[7] Baik berupa niat, keinginan maupun keyakinan. Jika Dia mengetahui isi hati, maka tentu mengetahui apa yang kamu ucapkan dan kamu lakukan yang didengar dan dilihat.
[8] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman berdalih dengan dalil ‘aqli (akal) untuk menunjukkan ilmu-Nya.
[9] Yakni bagaimana mungkin Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang menciptakan makhluk, merapihkannya dan memperbagusnya tidak mengetahui makhluk ciptaan-Nya?
[10] Yang halus ilmu-Nya sehingga mengena kepada semua yang rahasia dan tersembunyi serta semua yang gaib. Termasuk makna Lathiif adalah Yang Mahalembut kepada hamba dan wali-Nya, Dia mengarahkan kebaikan dan ihsan kepadanya dari arah yang tidak ia sadari serta melindunginya dari keburukan dari arah yang tidak diduga-duga dan meninggikannya ke derajat yang tinggi dengan sebab-sebab yang tidak telintas dalam hati seorang hamba, bahkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala menimpakan berbagai hal yang tidak disukainya agar dia mencapai hal-hal agung yang dicintainya dan kedudukan yang mulia.
[11] Dialah Allah yang menundukkan bumi untukmu agar kamu dapat memperoleh kebutuhanmu, seperti menanam, membangun, menggarap dan jalan-jalan untuk menyampaikan ke negeri yang jauh.
[12] Untuk mencari rezeki.
[13] Yakni setelah kamu berpindah dari tempat yang Allah jadikan sebagai ujian dan sebagai penyambung untuk melanjutkan ke negeri akhirat, maka kamu akan dibangkitkan dan dikumpulkan kepada Allah untuk diberi-Nya balasan terhadap amalmu yang baik dan yang buruk.
[14] Ayat ini merupakan ancaman terhadap orang yang tetap melampaui batas dan mendurhakai Allah dimana yang demikian mendatangkan azab Allah dan hukuman-Nya.
[15] Yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'aala Yang Mahatinggi di atas seluruh makhluk-Nya. Imam Malik rahimahullah berkata, “Sesungguhnya Allah di (atas) langit dan ilmu-Nya di semua tempat.”
* Ayat ini jelas sekali menunjukkan ketinggian dan keberadaan Allah –Subhanahu wa Ta’ala- diatas langit serta menutup jalan untuk meniadakan atau menghilangkan sifat ketinggian-Nya atau mentakwilkannya.
[16] Ketika melihat azab.
[17] Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyegerakan untuk mereka hukuman dunia sebelum hukuman akhirat. Oleh karena itu, berhati-hatilah jangan sampai kamu ditimpa hukuman seperti yang menimpa mereka.
[18] Ayat ini merupakan teguran dan dorongan untuk melihat keadaan burung yang telah Allah tundukkan, dan Dia tundukkan pula udara untuknya, burung tersebut mengembangkan sayapnya untuk dapat terbang dan menggenggamnya untuk turun, ia selalu melayang di udara berkeliling sesuai keinginan dan kebutuhannya.
[19] Syaikh As Sa’diy menerangkan, Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang menundukkan udara untuknya, menjadikan jasad dan fisik mereka dalam keadaan siap untuk terbang. Siapa saja yang memperhatikan keadaan burung dan mengambil pelajaran dari sana tentu hal itu akan menunjukkannya kepada kekuasaan Allah dan perhatian-Nya kepada makhluk, dan bahwa Dia Mahaesa; tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Ada pula yang menafsirkan, maksud ayat ini adalah apakah mereka tidak mengambil dalih dengan tetapnya burung di udara untuk menunjukkan kekuasaan Allah, dimana Dia mampu bertindak terhadap mereka apa yang dilakukan-Nya terhadap orang-orang yang sebelum mereka berupa penimpaan azab.
[20] Oleh karena itu, Dia yang mengatur untuk hamba-hamba-Nya dengan sesuatu yang sesuai dengan mereka dan dikehendaki hikmah-Nya.
[21] Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman kepada orang-orang yang sombong, yang lari dari perintah-Nya dan berpaling dari kebenaran.
[22] Yang dapat menghindarkan kamu dari azab-Nya, tentu tidak ada. Menurut Syaikh As Sa’diy, maksud ayat ini adalah, siapakah yang menolongmu terhadap musuhmu selain Allah Yang Maha Pengasih? Karena sesungguhnya Allah Ta’ala, Dialah yang menolong, yang memuliakan dan menghinakan, sedangkan selain-Nya adalah makhluk, dimana jika mereka semua berkumpul untuk menolong seorang hamba, maka mereka tidak dapat melakukannya. Oleh karena itu, tetap terusnya orang-orang kafir di atas kekafiran mereka setelah mereka mengetahui bahwa tidak ada yang dapat menolong mereka selain Allah Yang Maha Pengasih merupakan kebodohan dan keadaan yang tertipu.
[24] Yakni tidak ada yang dapat memberimu rezeki selain Dia. Hal itu, karena rezeki semuanya berasal dari Allah, jika Dia menahan rezeki-Nya dari kamu, siapakah yang dapat memberimu rezeki selain-Nya? Sedangkan makhluk tidak dapat memberi rezeki terhadap diri mereka, lalu bagaimana mereka memberi rezeki kepada selain mereka. Dengan demikian, Allah Yang memberi rezeki dan nikmat, dimana tidak ada satu pun nikmat yang diperoleh hamba kecuali dari-Nya, maka Dialah yang berhak diibadahi saja. Akan tetapi, orang-orang kafir sebagaimana diterangkan dalam lanjutan ayat di atas tetap berada di atas kesombongan dan menjauhkan diri dari kebenaran.
[26] Ini adalah perumpamaan untuk orang-orang mukmin. Maksud ayat ini adalah siapakah di antara kedua orang ini yang lebih mendapatkan petunjuk? Apakah orang yang berada dalam kesesatan, tenggelam dalam kekafiran, terbalik hatinya sehingga kebenaran menurutnya batil dan kebatilan menurutnya benar ataukah orang yang mengetahui kebenaran, mengutamakannya, mengamalkannya, berjalan di atas jalan yang lurus dalam ucapan, perbuatan dan dalam semua keadaannya? Dengan memperhatikan dua orang ini sudah dapat diketahui perbedaan di antara keduanya, siapakah yang mendapat petunjuk dan siapakah yang sesat? Sesungguhnya keadaan merupakan saksi terbesar daripada perkataan.
[27] Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman menerangkan bahwa Dia yang berhak disembah satu-satunya dan mengajak hamba-hamba-Nya untuk bersyukur kepada-Nya serta mengesakan-Nya dalam ibadah.
[28] Yakni Dialah yang mengadakan kamu dari yang sebelumnya tidak ada tanpa ada yang membantu-Nya. Ketika Dia menciptakan kamu, maka Dia sempurnakan wujudmu dengan pendengaran, penglihatan dan hati, dimana anggota badan tersebut adalah anggota yang paling bermanfaat. Akan tetapi, setelah diberikan nikmat yang besar itu, sedikit sekali di antara manusia yang bersyukur.
0 Response to "Tafsir Al Mulk Ayat 12-23"
Post a Comment